Palembang, Bakominfo, 8/8 - Ekspor batubara Sumsel selama April 2008 menghasilkan devisa 26,5 juta dolar Amerika Serikat (AS), atau terjadi peningkatan dibanding bulan sebelumnya hanya 23,3 juta dolar AS.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel, Drs. H. Eppy Hirza di Palembang, Kamis mengatakan, peningkatan nilai ekspor batubara tersebut antara lain karena adanya kenaikan jumlah volume dari hanya 383.025 ton pada bulan Maret menjadi 422.610 ton di bulan April 2008.
Sementara peningkatan jumlah volume maupun nilai ekspor batubara tersebut, agaknya sesuai dengan keinginan Gubernur Sumsel, Prof. dr. H. Mahyudin yang disetiap kesempatan selalu menyatakan agar produksi batubara di daerah ini terus ditingkatkan.
Gubernur Mahyudin, sebelumnya mengatakan bahwa di provinsi berpenduduk 7 juta jiwa ini memiliki kekayaan alam berupa tambang batubara cukup besar yakni di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim dan wilayah Kabupaten Lahat.
Data Humas Pemerintah Kabupaten Muara Enim, menyebutkan potensi batubara di daerah tersebut mencapai 18,7 miliar ton, sementara kapasitas produksi melalui perusahaan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) hingga saat ini baru rata-rata 10 juta ton per tahun.
Batubara tersebut sebagian besar diperuntukkan memenuhi kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap di Suralaya, yakni dikirim melalui jaringan kereta api batubara rangkaian panjang (Babaranjang) dari Tanjung Enim ke Tarahan, Lampung dan selanjutnya dikirim melalui kapal ke Suralaya.
Masih menurut data, sebagian lagi batubara yang dihasilkan PTBA di Tanjung Enim dikirim untuk kegiatan ekspor dan usaha-usaha lain dalam skala kecil.
Lebih lanjut gubernur Mahyudin mengatakan, produksi batubara tersebut akan terus ditingkatkan hingga di atas 20 juta ton per tahun, yakni dengan upaya membangun infrastruktur pelabuhan laut Tanjung Api-Api.
Pelabuhan laut tersebut dibangun salah satunya untuk memperlancar arus transportasi angkutan batubara dan komoditi lainnya untuk kegiatan ekspor, tambahnya. (Sup)
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel, Drs. H. Eppy Hirza di Palembang, Kamis mengatakan, peningkatan nilai ekspor batubara tersebut antara lain karena adanya kenaikan jumlah volume dari hanya 383.025 ton pada bulan Maret menjadi 422.610 ton di bulan April 2008.
Sementara peningkatan jumlah volume maupun nilai ekspor batubara tersebut, agaknya sesuai dengan keinginan Gubernur Sumsel, Prof. dr. H. Mahyudin yang disetiap kesempatan selalu menyatakan agar produksi batubara di daerah ini terus ditingkatkan.
Gubernur Mahyudin, sebelumnya mengatakan bahwa di provinsi berpenduduk 7 juta jiwa ini memiliki kekayaan alam berupa tambang batubara cukup besar yakni di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim dan wilayah Kabupaten Lahat.
Data Humas Pemerintah Kabupaten Muara Enim, menyebutkan potensi batubara di daerah tersebut mencapai 18,7 miliar ton, sementara kapasitas produksi melalui perusahaan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) hingga saat ini baru rata-rata 10 juta ton per tahun.
Batubara tersebut sebagian besar diperuntukkan memenuhi kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap di Suralaya, yakni dikirim melalui jaringan kereta api batubara rangkaian panjang (Babaranjang) dari Tanjung Enim ke Tarahan, Lampung dan selanjutnya dikirim melalui kapal ke Suralaya.
Masih menurut data, sebagian lagi batubara yang dihasilkan PTBA di Tanjung Enim dikirim untuk kegiatan ekspor dan usaha-usaha lain dalam skala kecil.
Lebih lanjut gubernur Mahyudin mengatakan, produksi batubara tersebut akan terus ditingkatkan hingga di atas 20 juta ton per tahun, yakni dengan upaya membangun infrastruktur pelabuhan laut Tanjung Api-Api.
Pelabuhan laut tersebut dibangun salah satunya untuk memperlancar arus transportasi angkutan batubara dan komoditi lainnya untuk kegiatan ekspor, tambahnya. (Sup)
Sumber: http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=7996&Itemid=1917
No comments:
Post a Comment