26.10.10

Getah Karet Sentuh Rp 20 Ribu per Kilogram

Sriwijaya Post - Kamis, 21 Oktober 2010 16:56 WIB

PRABUMULIH - Getah karet di Kota Prabumulih menyentuh level harga paling tinggi tahun ini yakni Rp 20 ribu perkilonya. Tingginya harga tawar getah karet menunjukkan meningkatnya pangsa karet di dunia.

"Penawaran tertinggi terjadi di Tempat Pengumpul Karet (TPK) Lubuk Raman," kata Zela, anggota Koperasi Balam Sejahtera, Kamis (21/10).

Tingginya harga getah karet terjadi sejak sebulan terakhir terutama di daerah Muaraenim. Sementara harga karet di koperasinya berkisar antara Rp 16.000-17.500 perkilonya.

Menurutnya, 75 persen masyarakat Prabumulih yang hidup dari perkebunan karet punya harapan lebih dengan tingginya harga jual tersebut. Tidak hanya pemilik kebun tapi pekerjanya juga akan terimbas.
Melihat tingginya harga jual menunjukkan jika perekonomian meningkat. Selain itu kebutuhan akan karet juga tinggi. Walaupun tidak terlalu berkualitas, karet masih dihargai Rp 17.500.

Harga tertinggi karet Rp 20 ribu perkilo diperuntukkan bagi karet yang kering dan berkualitas. Kadar air sudah nol dan tidak bercampur dengan campuran lain. Selain itu, tingginya penawaran disebabkan TPK yang ada bergabung dengan koperasi petani karet.

"Jika dijual sendiri harganya tidak mencapai level setinggi itu," katanya.

Sumber: http://www.sripoku.com/view/49852/getah_karet_sentuh_rp_20_ribu_per_kilogram

6.10.10

2011, Bukit Asam Siap Investasi Lebih Besar

PRABUMULIH - PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) memproyeksikan belanja modal (Capex) perusahaan tahun 2011 bakal lebih besar dibandingkan tahun ini. Hal tersebut seiring rencana perusahaan menggeber ekspansi bisnisnya.

"Capex kami tahun depan paling tidak lebih besar dari tahun ini," kata Direktur Utama PTBA Sukrisno di Kantor Pusat Bank Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Menurut Sukrisno perusahaan pada tahun depan diproyeksikan bakal menggarap proyek-proyek yang sangat banyak dibandingkan tahun ini.

Sejumlah proyek yang dikerjakan di antaranya pembangunan Independent Power Prodecer (IPP) di sejumlah daerah, di antaranya di Sumatera Selatan dan Riau.

"Proyek tahun depan cukup banyak, kami banyak mengikuti tender proyek IPP," kata Sukrisno yang enggan menyebutkan besaran peningkatan Capex perusahaan tersebut.

Sebagai catatan, PTBA tahun ini mengganggarkan belanja modal sebesar Rp1,44 triliun. Dana tersebut di antaranya akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan lain di antaranya dua perusahaan tambang di Kalimantan.

Hingga semester I-2010, realisasi belanja modal telah mencapai Rp420 miliar-Rp560 miliar yang sebagian besar digunakan untuk pengembangan sarana tambang.

Sisa belanja modal nantinya akan digunakan untuk mendanai akuisisi dua tambang batu bara. Kalaupun ada kekurangan biaya akuisisi, perusahaan akan mengambil dana dari kas internal yang saat ini lebih dari Rp5,5 triliun.

Terkait target volume produksi pada 2010, PTBA menargetkan produksi sekitar 15 juta ton pada 2010. Sebelumnya pada 2009, perseroan telah menjual 12,5 juta ton dengan total produksi sekitar 11,6 juta ton.
Sumber: http://bisnis.vivanews.com/news/read/175141-2011--ptba-siapkan-investasi-lebih-besar

Bukit Asam Investasi US$41,4 Juta Bangun PLTU Muara Enim

PRABUMULIH - PT Bukti Asam Tbk (PTBA) berencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 3x10 megawatt di lokasi tambang perseroan di Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Perseroan siap mengeluakan dana investasi sebesar US$41,1 juta untuk membangun PLTU tersebut.

"Pembangunan PLTU di lokasi tambang Tanjung Enim ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi. Untuk pemakaian sendiri," kata Corporate Secretary PTBA Achmad Sudarto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (23/7).

Dana untuk membangun PLTU berkapasitas 3x10 megawatt sebesar US$41,4 juta akan bersumber dari kas internal perseroan. Pembangunan PLTU itu sendiri merupakan langkah efisiensi untuk ketersediaan listrik karena adanya kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) sejak awal Juli 2010, termasuk untuk sektor industri.

"Pembangunan ini penting untuk mempertahankan biaya produksi yang rendah secara berkesinambungan. Ini sangat relevan, di mana pemerintah mulai Juli 2010 telah meningkatkan TDL (tarif dasar listrik) untuk industri," jelasnya.

Hingga Juni 2010 perkembangan pembangunan PLTU Tanjung Enim sudah mencapai 54,5%. Diharapkan, supplai energi dari pembangkit ini sudah bisa didapat pada pada triwulan II 2011. "Kebutuhan energi kami di tambang ini 23 MW. Mudah-mudahan ini mencukupi," kata dia.

Hingga akhir 2010, perseroan menargetkan dapat mencatat volume penjualan hingga 15 juta ton. Ini berarti terjadi peningkatan 15% dibandingkan penjualan tahun sebelumnya yang sebesar 12,5 juta ton. Peningkatan volume penjualan ini diharapkan dari peningkatan volume angkutan kereta api di 2010 yang diperkirakan mencapai 11 juta ton dari sebelumnya 10,5 juta ton.

Tambahan produksi dari anak usaha tambang IPC di Kalimantan yang mulai produksi triwulan IV 2009 merupakan faktor pendukung naiknya target volume penjualan tersebut. "Kami sudah amankan volume penjualan dari tiga PLTU, yaitu PLTU Asahan 1 juta ton, PLTU Tarahan 700 ribu ton, dan PLTU Suralaya 5,5 juta ton. Jadi total sudah sekitar 8 juta ton, sudah setengah dari target," jelasnya.

PTBA sendiri sepanjang semester I 2010 mencatatkan pertumbuhan volume penjualan sekitar 10%. Dari perolehan sebanyak 5,84 juta ton pada periode sama 2009, menjadi 6,44 juta ton. Dari angka tersebut, pasar domestik memberikan kontribusi terbesar sebanyak 66% dari total penjualan.

Sisanya, 34% berasal dari ekspor. Meski demikian, sepanjang semester I 2010, PTBA mencatat penurunan laba bersih sebesar 43% menjadi Rp908,11 miliar dari Rp1,592 triliun pada semester I 2009.

Menurut Achmad, penurunan laba bersih ini terjadi akibat harga jual rata-rata batu bara PTBA di pasar domestik pada semester I 2010 turun 20% menjadi Rp601.106 per ton dari harga sebelumnya Rp751.623 per ton.

Selain mengalami penurunan laba bersih, pendapatan PTBA juga turun 16% menjadi Rp3,79 triliun. Pada semester I 2009, pendapatan PTBA mampu mencapai Rp4,50 triliun.

Sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2010/07/07/157497/21/2/Bukit-Asam-Investasi-US414-Juta-Bangun-PLTU-Muara-Enim
23 Juli 2010

26.8.10

Proyek KA Batubara US$ 1,6 Miliar di Sumsel Dimulai 2011

PRABUMULIH - Pembangunan jalur angkutan kereta api dan terminal batubara oleh PT Adani Global akan dimulai pada tahun 2011 dan ditargetkan rampung di 2013. Adani pun menyiapkan dana US$ 1,6 miliar dalam pembangunan jalur yang menghubungkan Tanjung Enim hingga Tanjung Api-Api.

Demikian dinyatakan Kepala BKPM, Gita Wiryawan dalam Head of Agrement (HoA) pembangunan jalur kereta api dan terminal batubara dari Tanjung Enim ke Tanjung Api-Api bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adani Global, dan Pemprov Sumatera Selatan di gedung BKPM, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (25/8/2010).

"Investasi yang disiapkan, US$ 1,6 miliar. Semuanya dari Adani," kata Gita.

Ia menambahkan, dengan ditandatangani HoA maka pembangunan jalur kereta api dan coal terminal diharapkan mulai 2011. Pembangunan memakan waktu 36-48 bulan, hingga fasilitas baru ini akan siap beroperasi pada 2013.

"Mereka sudah survei untuk pembangunan di sana. Jalur melewati tiga Kabupaten, Muara Enim, Lahat, dan Tanjung Asin," ungkap Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin.

Jalur kereta api akan beroperasi dari Tanjung Enim hingga Tanjung Api-Api, dengan panjang mencapai 270 km. Jalur ini siap mengangkut batubara dipasok dari PT Bukit Asam (Persero) Tbk, dengan kapasitas angkut 30-35 juta ton per tahun.

"PTBA hanya sebagai pemasok, dari semacam official security," tegas Gita.

"Kita nggak punya saham di sana. Hanya komitmen pengangkutan saja," tambah Direktur Utama PTBA, Soekrisno di tempat yang sama.

Kontrak pengoperasian jalur kereta api dan terminal batubara berdurasi 30 tahun sejak beroperasi. Kapasitas terminal batubara ini mencapai 50 juta ton per tahun.

Selain proyek jalan tol dan terminal batubara, ke depan proyek Tanjung Api-Api juga akan mencakup pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api dan Kawasan Industri. Besaran investasi di pelabuhan mencapai Rp 8 triliun sementara pembangunan kawasan industri Tanjung Api-Api mencapai Rp 5,471 triliun.

(wep/dnl)

Rabu, 25/08/2010 12:33 WIB
Whery Enggo Prayogi - detikFinance

Sumber: http://www.detikfinance.com/read/2010/08/25/123341/1427561/4/proyek-ka-batubara-us--16-miliar-di-sumsel-dimulai-2011



Bukit Asam Gandeng Investor India

Jakarta, (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk menggandeng investor India, Adani Global, untuk membangun jalan kereta angkutan batu bara sepanjang 270 km dari Tanjung Enim ke Tanjung Api-Api dan pembangunan terminal batu bara dengan investasi 1,6 miliar dolar AS.

Penandatanganan Head of Agreement (HoA) dilakukan antara Direktur Utama PT BA Sukrisno dan Presiden Direktur Adani Global, Harsh Vardhan Mishrha, dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jakarta, Rabu.

Acara tersebut juga disaksikan Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Perhubungan Freddy Numberi, dan Kepala BKPM Gita Wirjawan.

Menurut Menteri Hidayat, proyek tersebut mulai beroperasi pada 2014, di mana seluruh investasi atau 100 persen akan dibiayai Adani Global.

Sementara itu, Dirut PT BA Sukrisno mengatakan, kapasitas angkutan batu bara proyek tersebut mencapai 35 juta ton batu bara per tahun.

Selain angkutan batu bara, Adani juga membangun terminal penampungan batu bara dengan kapasitas 50 juta ton, di mana sebesar 34 juta ton akan dipasok PT BA.

Dengan begitu ia menambahkan, kapasitas angkut batu bara PT BA pada 2014 bisa mencapai sekitar 50 juta ton.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin menambahkan, dengan pembangunan jalur kereta angkutan batu bara tersebut, akan menjadikan wilayah itu sebagai lumbung energi nasional.

"Sebagai lumbung energi nasional, maka dibutuhkan infrastruktur yang memadai untuk mempermudah jalur distribusi batubara," kata Alex.

Ia menjelaskan, alasan menjadi lumbung energi karena sekitar 45 persen cadangan batu bara nasional berada di Pulau Sumatera.

Akan tetapi, ujarnya, kapasitas angkutan batu bara di Sumatera Selatan saat ini baru sekitar 11-12 juta ton, masih jauh lebih kecil dibanding di Kalimantan Selatan yang sudah mencapai 24 juta ton per tahun.

"Kapasitas cadangan batu bara di Sumsel juga masih sangat tinggi, mencapai 22,5 miliar ton," tegas Alex.

Menurutnya, jalur kereta angkutan batu bara tersebut akan melintasi tiga kabupaten yaitu, Muara Enim, Lahat, dan Banyu Asin.

"Pada intinya, pembangunan jalur kereta angkutan batu bara ini merupakan kepentingan nasional, yang akan dijadikan sebagai contoh bagi daerah lain penghasil batu bara," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BKPM Gita Wirjawan menuturkan, dengan pembangunan jalur kereta angkutan batu bara tersebut dapat menciptakan sekitar 100.000 lapangan kerja baru.

Dengan dampak ikutannya, mendorong percepatan pembangunan pabrik peleburan aluminium yang merupakan kerjasama Pemprov Sumsel dengan National Aluminium Company (Nalco), investor asal India.

Masuknya Adani merupakan salah satu wujud kerja sama pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur di daerah.

Sumatera Selatan, katanya, merupakan salah satu dari tujuh provinsi yang masuk kategori "regional champion" yang aktif dan menjadi tujuan investasi menarik oleh pemodal. (*/sun)

Sumber: http://www.antara-sumbar.com/id/berita/nasional/d/0/120487/bukit-asam-gandeng-investor-india.html
25 Agustus 2010

24.8.10

PT Pusri Bakal Rekrut 250 Karyawan Baru

PALEMBANG - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) berencana merekrut 250 karyawan baru September mendatang. Recruitment karyawan baru ini khusus untuk tingkat SMA dan D3, PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) utamakan lulusan Sumatera Selatan (Sumsel) dan Palembang. Kecuali untuk jurusan tertentu yang tidak tersedia di Sumsel.

Hal itu ditegaskan Direktur Umum dan SDM PT Pusri, Jafarudin Lexy S SE MM dan Direktur Produksi PT Pusri, Ir Indra Jaya, kemarin. Menurut Jafarudin, untuk tahun 2010 PT Pusri mulai melakukan proses recruitment karyawan baru sekitar September, sebanyak 250 orang. “Dari jumlah itu, khusus untuk tingkat SMA dan D3 kita utamakan lulusan Sumsel atau Palembang khususnya,” katanya.

Kebijakan manajemen Pusri itu adalah wujud dari kepedulian PT Pusri bagi pembukaan kesempatan kerja bagi daerah. “Hanya jurusan tertentu yang tidak ada di Sumsel saja yang kita buka untuk daerah lain, seperti analis misalnya,” jelas Jafarudin.

Saat ini jumlah karyawan PT Pusri sekitar 2.900 orang. Dan secara bertahap akan turun jumlahnya sampai batas ideal sekitar 2.500 orang pada tahun 2018 nanti. “Dengan tenaga-tenaga muda yang direkrut secara bertahap, PT Pusri akan terus melakukan pengembangan, salah satunya dengan melakukan revitalisasi pabrik. Selain itu juga mempersiapkan pembangunan pabrik baru di kawasan Tanjung Api-Api,” katanya.

Sementara, Indra Jaya menambahkan, kebutuhan gas PT Pusri aman sampai tahun 2018. “Semua itu atas dukungan penuh pemerintah daerah, terutama Gubernur Sumsel,” katanya. (mg26)

Sumber: Sumatera Ekspres

”Impor” 600 Pekerja

Rabu, 18 Agustus 2010 22:24

PALEMBANG - PT Prambanan Dwipaka, perusahaan yang mengerjakan pembangunan stadion atletik, kolam renang dan lapangan tembak di Jakabaring bakal “mengimpor” sekitar 600 tenaga kerja dari Pulau Jawa. Para pekerja sendiri akan tiba di metropolis usai Idulfitri 1431 H mendatang.
"Untuk pengerjaan stadion atletik perlu 200 pekerja. Kolam renang dan lapangan tembak kurang lebih seperti itu juga," ungkap Ir Tedjo Kuntjoro, project manager PT Prambanan Dwipaka usai pemancangan tiang stadion atletik, kemarin (18/8).

Konstruksi ketiga venues itu memang akan dibangun oleh PT Prambanan Dwipaka. Katanya, saat ini sulit untuk mendatangkan mereka karena kondisinya yang sudah mendekati Lebaran. Di Jakabaring, baru ada 20 karyawan yang dipekerjakan untuk penimbunan areal venues. “Para pekerja yang akan didatangkan untuk tahap konstruksi fisik,”jelasnya.

Nantinya, mereka akan dibagi dalam dua bahkan tiga shift. Shift pertama mulai bekerja sejak pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB. Lalu, shift kedua pukul 18.00 WIB hingga 06.00 WIB. Jadwal bekerja yang full 24 jam ini, semata-mata mengejar target penyelesaian venues akhir Juni 2011.

Ia menjelaskan, stadion atletik yang akan dibangun ada dua. Satu khusus pemanasan dan satu lagi pertandingan. Luas areal yang disiapkan mencapai 8,7 hektar. Proses penimbunan sudah berjalan sekitar 90 persen. “Pemancangan tiang sudah dilakukan pak gubernur dan akan selesai sebelum Lebaran,” tegasnya.

Ada 200 tiang pancang yang akan ditanamkan di areal ini. Masing-masing pada kedalamam 24 meter. Menggunakan sistem friksi agar lebih cepat. “Pembangunan kedua stadion atletik ini dibiayai Pertamina. Total dana yang diperlukan sekitar Rp80 miliar. Yang mahal untuk karpet sintetisnya nanti,” ungkap Tedjo.

Yang masih sedikit bermasalah adalah areal untuk venues renang dan lapangan tembak. Dari 4,9 hektar areal venues kolam renang yang akan dibangun investor Korea Selatan masih ada sekitar 1 hektar yang ditanami padi oleh masyarakat. “Mereka minta ganti tanam tumbuh. Per meter perseginya Rp2500. Padahal tanah itu sudah dibebaskan oleh pemerintah,”cetusnya.
Penimbunan di sana baru berjalan sekitar 20 persen. Pasalnya dalam kondisi sering hujan saat ini ada kesulitan untuk mengambil tanah timbun di daerah Inderalaya dan Rambutan, Ogan Ilir. Pemancangan tiang pembangunan kolam renang standar internasional rencananya mulai 1 September.

Lanjutnya, diperlukan dana sekitar Rp91 miliar untuk tiga kolam renang. Satu kolam pemanasan, satu kolam loncat indah dan satu kolam utama untuk pertandingan.
Begitupun areal venus lapangan tembak seluas 4 hektar. Masih ada yang mengaku-ngaku kalau lahan tersebut milik pribadi dan belum diganti rugi. “Tapi kita cek ke BPN, ternyata GS (gambar situasi) tanah orang tersebut bukan berada di areal lapangan tembak yang akan kita bangun,” kata Tedjo lagi.

Areal ini sama sekali belum dilakukan penimbunan. Pekerja, kata Tedjo, baru melakukan penimbunan akses jalan menuju ke areal yang akan dibangun lapangan tembak. Pembangunan dibiayai Perbakin, perlu dana sekitar Rp90 miliar. “Untuk kolam renang dan lapangan tembak, target pekerjaan kita lebih cepat selesai, April tahun depan,” bebernya.
Kepala Dinas PU Cipta Karya Ir Rizal Abdullah mengatakan, pembangunan venues di Jakabaring ditandai dengan pemancangan tiang untuk stadion atletik. Total ada 17 venues SEA Games XXVI yang berlokasi di kawasan Jakabaring. Setelah ini menyusul, kolam renang pada 1 September, lalu tennis 25 September, lapangan tembak, skir air dan lainnya.

Khusus stadion atletik, tribunnya mampu menampung 3000 penonton. “Ada delapan lintasan, bisa juga untuk semua cabang atletik lain,” katanya. Mulai dari lempar lembing, tolak peluru, lempar galah, lempar cakram dan lainnya. Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH mengatakan, total untuk venues-venues baru ini menelan biaya hampir Rp1,7 triliun.
Semuanya bantuan, BOT dan investasi dari pihak ketiga. Belum termasuk bantuan APBN yang nilainya mencapai Rp1 triliun. “Kita gunakan sistem modul sehingga April sudah selesai semua. 4100 atlit akan berlaga di sini. Semuanya akan ditampung di wisma atlit Jakabaring,”tuturnya.
Sebelum SEA Games akan digelar berbagai pelatnas di venues-venues baru ini. Di samping, menjajal venues, juga untuk mengetahui kemampuan sumber daya manusia (SDM) khususnya dari sisi pelayanan tamu. “Kita akan pastikan mulai dari mereka tiba di bandara hingga ke tempat penginapan terlayani dengan baik,”tukas Alex.

Khusus pada SEA Games ini, ada tiga venues yang mendapat bantuan dari Omega berupa Swiss Timing. Yakni untuk atletik, renang dan lapangan tembak. “Untuk venues lain kita akan sewa,”imbuhnya. Digunakannya perhitungan waktu menggunakan Swiss Timing ini menjadi jaminan internasional. Dengan begitu, dipastikan akan berbagai even kejuaraan akan digelar di Sumsel.(46)

Sumber: http://www.sumeks.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=9360:impor-600-pekerja&catid=125:head-news

Alex Resmi Ngantor di-eks Press Room

Sriwijaya Post - Rabu, 18 Agustus 2010 15:57 WIB

PALEMBANG - Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH, Rabu (18/8) benar-benar pindah kantor di Jakabaring dengan memakai Press Room terletak di bawah Tribun VIP Stadion Gelora Jakabaring. Hari pertama ngantor, Alex langsung menerima tamu dari PT Prambanan Dwipaka membahas pembangunan venues kawasan Jakabaring.

Alex yang semula ingin kalau ruang kerjanya bisa dimasuki sepatu boots oleh siapa saja, ternyata tidak jadi. Lantaran Kepala Biro Perlengkapan Susna Sudarti memasang karpet tebal. Mau tidak mau, Alex sendiri yang mengenakan sepatu boot usai menyaksikan pemancangan tiang pertama pembangunan venues Stadion Atletik, membuka sepatunya yang terlihat kotor. "Wartawan boleh masuk ke ruangan saya, tetapi copot sepatunya. Kasihan yang membersihkan nanti susah," katanya.

Press Room yang biasa digunakan untuk konferensi pers wartawan olahraga setiap ada pertandingan bola ini, ruangannya berukuran 10x12 meter, untuk sementara tidak bisa digunakan. Selama satu tahun lebih, Alex bekerja di ruang ini, yang hanya dilengkapi satu meja kerja, dua unit AC ukuran 1/2 PK.

"Saya akan minta agar ditambah satu set perangkat air minum," katanya.

Dengan dibukanya kantor di Jakabaring, diakui akan lebih sering melakukan pemantauan dan pengawasan tahapan pembangunan venues di Jakabaring. "Kita ingin percepatan. Dan ruang ini sudah cukup," katanya,

Usai menerima wartawan, Alex pun langsung menerima Direktur Operasional PT Prambanan Dwipaka Ir Guwandi dan Konsultan manager PT Penta Ir Pores. Ditemani Asisten II Setdaprov Sumsel Ir H Eddy Hermanto MM dan Kepala Dinas PU CK Ir Rizal Abdullah, Alex pun mulai membahas penyelesaian proyek pembangunan venues olahraga di Jakabaring yang semuanya ditargetkan tuntas 100 persen di Mei-Juni 2011.

SRIPO/SYAHRUL HIDAYAT

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin (tengah) didampingi Asisten II Pemprov Sumsel, Eddy Hermanto (kanan) menerima Direktur Operasional PT Prambanan Dwipaka, Guwandi (kiri) dan Konsultan Perencanaan PT Penta, Bandung, Pores (kedua dari kiri) di ruang kerja baru Gubernur Sumsel eks ruang pers Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Rabu (18/8). Gubernur di ruang baru ini membahas pembangunan veneus SEA Games di City Sport Center.

Sumber: http://www.sripoku.com/view/44228/alex_resmi_ngantor_di-eks_press_room